Senin, 06 Februari 2017

Pasukan Orange

Untuk tidak menimbulkan salah paham maka saya mesti menjelaskan istilah pasukan orange. Pasukan orange yang saya masukan adalah sekelompok petugas yang saya lihat mereka berpakaian orange. Saudara-saudara atau petugas yang berpakaian orange ini mereka bekerja secara luar biasa, khususnya pada kebersihan di DKI Jakarta.

Saya masuk di Jakarta sejak tahun 1989, setelah menyelesaikan studi tahun 1994, saya bekerja di Jakarta. Dari tahun ke tahun saya berinteraksi dengan lingkungan Jakarta, salah satunya adalah kebersihan kali. Sering saya melihat kali yang kotor, lumpur yang menumpuk yang menyebabkan air kali tidak mengalir secara baik.
Kadang juga banjir, ya mengungsi. Saya kemudian menguruk rumah tempat saya tinggal. Suatu saat saya melihat ada petugas yang membersihkan kali. Peristiwa ini jarang saya lihat. Mereka memakai pakaian berwarna orange. Kali yang dibersihkan itu letaknya tidak jauh dari rumah saya, saya terbiasa lewat jadi saya sangat paham.
Petugas yang berpakaian orange itu kemudian masuk ke kali dan membersihkan kali. Kali yang mereka bersihkan sebagai berikut:



Foto di atas adalah kondisi kali di salah satu wilayah di Jakarta Timur. Nampak di kali ada timbunan tanah. Timbunan tanah ini disebabkan karena pada waktu banjir, tanah terbawa air banjir dan tertahan di belokan kali. Artinya di belokan atau tikungan, tanah yang terbawa air banjir tidak dapat diwah ke muara (laut), jadi tertimbun seperti nampak dalam gambar. Tanah yang tertimbun itu setelah kemarau, ketika tidak banjir maka mulai tumbuh rumput. Biasanya kalau ada yang mengambil tumpukan tanah itu untuk uruk rumah maka biasanya orang tersebut membersihkan rumput dan mengambil tanah tersebut. Hanya saja jarang ada yang ambil maka tumpukan tanah itu tetap bertahan sampai tumbuh rumpun yang sangat lebat sebagaimana nampak dalam pandangan.
Suatu saat, ketika hendak berangkat ke kantor, saya melawati jalan yang terletak dipinggir kali seperti yang terlihat. Saya kemudian mengambil gambar itu. Saya senang melihat peristiwa ini kemudian mengabadikannya dalam foto. Saya juga sering masuk kali itu ambil tanah untuk uruk rumahku. Namun posisi tanah yang nampak dalam gambar agak jauh dari rumahku, selain itu cukup dalam. Kurang lebih 165 cm.
Saya melihat petugas yang berpakai "orange" membersihkan rumput dan tanah yang tertimbun di kali. Hasil dari kerja pasukan orange itu sbb:

 Nampak dalam gambar kedua hasil kerja dari pasukan orange yaitu kali menjadi bersih, timpukan tanah mulai dibersihkan. Tanah-tanah itu dikarungi kemudian diangkut oleh tim orange tersebut. Kita melihat bagaimana kali yang tadinya banyak rumput (lihat tikungan) dengan gambar pertama di atas. Jelas nampak perbedaan.

Dalam foto ketiga nampak tanah yang diisi dalam karung untuk segera dipindahkan oleh tim orange. Mereka bekerja sedemikian luar biasa. Hasil kerja tim orange sangat terasa manfaatnya. Kali menjadi bersih



Hasil di atas, patut disyukuri. Ada orang-orang yang bekerja secara baik dan memberi hasil yang memuaskan. Memang tidak ada kesempurnaan, tetapi harus ada kemauan untuk mewujudkan perubahan tersebut. Dalam mengusahakan perubahan seperti kebersihan kali, saya belajar apa artinya kepemimpinan yang tegas, jujur dan berani serta perhatian terhadap orang yang bekerja. Mereka yang bekerja tentu membutuhkan kesejahtraan. Bila kesejhtraan terpenuhi maka orang akan bekerja secara maksimal. Sukses untuk kepemimpinan dan tim orange yang bekerja dibawah kepemimpinan pemerintah untuk membawa perubahan.

"Merubah peluang menjadi emas: menulis dan memposting hal-hal yang bermanfaat"

Semoga berguna

Makan ikan bakar Ambon

Suatu saat saya bersama teman ke Ambon untuk suatu tugas kantor. Pada waktu tiba di Ambon, kami disambut dan dibawa ke kota Ambon, dan menginap di rumah seorang teman yang berasal dari Ambon. Ia tinggal dan bekerja di Ambon.
Ketika siang hari, kami dibawa untuk makan siang, kami bertanya padanya, di mana tempat ikan bakar Ambon. Lalu kami di antar ke rumah makan yang menyediakan sejumlah ikan yang tinggal dipilih oleh pengunjung dan kemudian dibakar untuk disantap.
Saya memang bukan orang Ambon, saya berasal dari daerah lain di wilayah Indonesia Timur sementara teman saya dari Sumatra Barat.  Teman saya rupanya sangat mahir memilih ikan. Teman itu memilih kemudian kami menunggu di meja makan.
Menjelang beberapa menit, pelayan rumah makan sudah mengantar makanan yang kami pesan, yaitu Nasih, teh, lalapan, sementara ikan bakar belum di antar. Kamipun sabar menunggunya. Akhirnya ikan bakarpun di antar. Kami kemudian berdoa sebelum menyantap makanan.

Pada waktu menyantap ikan bakar Ambon, saya rasa sangat berbeda dengan ikan bakar yang pernah saya makan. Saya kemudian mengatakan kepada teman saya. Luar biasa ikan bakar Ambon, sangat enak. Teman itu tersenyum. Kami kemudian menyantap hidangan ini:


Mau rasakan ikan bakar di Ambon? Silakan ke kota Ambon. Ha ha ha pasti sangat puas menikmati ikan bakar Ambon.
Ya Ambon memang kaya dengan kekayaan alam, salah satunya adalah ikan. Terimakasih TUHAN karena Engkau telah menyediakan semuanya untuk manusia. Kami mensyukuri ciptaanMu yang menopang kehidupan kami.
Mudah-mudahan suatu saat kembali lagi ke Ambon dan makan ikan bakar Ambon manise.

"Mari mengubah peluang realitas di sekitar kita atau yang ada pada kita menjadi peluang kesuksesan"

Semoga berguna

Memilih Gosok Gigi Formula Warna Orange

Pada suatu malam, istri saya setelah selesai belanja di Alfamart kemudian ketika di rumah, ia menyodorkan beberapa bungkusan gosok gigi merek Formula. Di dalamnya ada beberapa pilihan warna, istri bertanya kepada saya, bapak pilih warna apa? Saya menjawab warna orange. Warna ini menjadi salah satu warna kesukaanku. Maklum saya pecinta kesebelasan Belanda pada piala Dunia 1990, selain itu, saya juga senang ngeblog jadi suka warna Blogger, yaitu Orange.

Baiklah saya lanjutkan dengan pilihan gosok gigi Formula berwarna Orange. Ketika bangun tidur pagi, saya bergegas ke kamar mandi untuk mandi dan gosok gigi. Saya mulai menggunakan gosok gigi merek Formula berwarna orange seperti yang saya sebutkan di atas. Saya menggunakan odol gigi dari Pepsodent. Ketika saya menggosok gigik, rasanya sangat berbeda dengan sebelumnya, rupanya gosok gigi cap Fomula begitu bagus membuat saya puas gosok gigi. 


Perpaduan gosok gigi dari merek FORMULA dengan odol gigi merek PEPSODENT membuat saya terasa puas menggosok gigi. Rasa senang memakai kedua produk ini. Ya memang demikianlah kualitas produk yang baik dari gosok gigi merek formula dan odol gigi pepsodent pencegah gigi berlubang.

Jadi, saya senang memakai gogok gigik Formula dan Pepsodent berikut ini:

Anda pasti menyukai gogok gigi cap Formula dan odol gigi Pepsodent. Saya biasanya menggunakan Pepsodent karena gigiku bermasalah, yaitu berlubang. Dampak dari penggunaan pepsodent ya gigi tetap terjaga secara baik.
Gigi perlu dipelihara secara baik karena gigi adalah mahkota seseorang. Bila gigi terawat bersih maka senang pula melihatnya. Dalam berkomunikasi dengan orang lain juga terasa nyaman.

Demikian pengalaman menggunakan gosok gigi cap formula dan odol gigi merek Pepsodent.

Semoga bermanfaat.


Sabtu, 06 Agustus 2016

Dasar teologis berkreativitas dan inovasi

Apakah yang menjadi dasar berkreativitas dan berinovasi kita? ikuti dan dapatkan jawaban dalam postingan berikut ini.
Penulis Kejadian memaparkan suatu narasi unggul yang bertahan zaman dari zaman sebelum masehi sampai pada tahun masehi. Isi narasi itu dilihat dalam Kejadian 1:27, dan 2:15
Kejadian 1: 27
“Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka”.
Kejadian 2:15.  
“TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu”.
Kedua narasi tersebut di atas dapat dijadikan sebagai dasar pijak untuk menyoal kreativitas dan inovasi. Dalam narasi ini jelas nampak penegasan tentang potensi kreativitas dan inovasi dalam diri manusia sebagai makluk ciptaan TUHAN. Tuhan menciptakan manusia dengan kemampuan kreativitas dan inovasi. Melalui kedua kemampuan inilah manusia berinteraksi dengan lingkungannya. Namun harus diingat bahwa ada perbedaan kreativitas dan inovasi TUHAN dengan kreativitas dan inovasi manusia.
Adam dan Hawa dicipta dalam kesempurnaan tetapi tetap ada perbedaan antara pencipta dan yang dicipta, manusia makhluk terbatas dan bergantung pada Allah. Gambar Allah dalam diri manusia terdiri atas gambar alamiah dan moral, dan bukan dalam arti segambar dalam pengertian fisik.[1]
Seorang teolog yaitu Paul Enns, menyatakan: gambar dan rupa merupakan istilah yang tidak menunjuk secara fisik karena Allah adalah Roh (bnd. Yoh. 4:24), menurut Enns, kata gambar dipakai dalam pengertian keserupaan dalam spiritual, natural dan moral. Dalam keserupaan manusia (Adam dan Hawa)  secara natural, menegaskan bahwa manusia memiliki akal budi, emosi, dan kehendak untuk mengetahui dan berkomunikasi dengan Allah.[2] Paul Enns mengutip pandangan E. Brunner yang menyatakan bahwa manusia adalah yang sama sekali berbeda dengn binatang. Perbedaan itu terletak pada rasio, kebebasan dan daya cipta manusia.[3] Oleh kemampuan rasio, kebebasan dan daya cipta yang ada pada manusia memampukan manusia untuk melakukan apa yang disebut dengan kreativitas dan inovasi.
Seorang teolog Baptis, Millard J. Erickson, bahwa ”gambar Allah”  sebagai  kekuatan-kekuatan kepribadian yang menjadikan manusia, seperti halnya Allah, mampu berinteraksi dengan pribadi yang lain, mampu berpikir, dan merenung, serta berkehendak dengan bebas.” Gambar Allah adalah sejumlah kemampuan yang dibutuhkan untuk mewujudkan hubungan dan fungsi tersebut. Kemampuan-kemampuan tersebut adalah kemampuan-kemampuan Allah yang, ketika tercermin di dalam manusia, memungkinkan pemujaan, interaksi personal, serta pekerjaan dapat terlaksana”.[4] Kemampuan ini merupakan akibat atau penerapan dari gambar Allah. [5]
Berdasarkan kemampuan kreativtas dan inovasi inilah maka manusia pertam, Adam dan Hawa dapat mewujudkan perintah Allah untuk ”mengusahakan” dan ”memelihara” taman Eden (Kej. 2:15). Jadi, dari narasi teks suci ini dapat disimpulkan bahwa manusia adalah mahluk ”kreatif” dan ”inovatif”.  Bila dikatakan bahwa Adam dan Hawa adalah mahluk inovatif dan kreatif maka manusia zaman kini, termasuk setiap orang dari denominasi gereja manapun, agama manapun adalah bagian dari keturunan dari Adam dan Hawa yang juga memiliki potensi kreativitas dan inovasi.
            Pemaparan di atas tidak hanya sebatas Adam dan Hawa tetapi generasi Adam dan Hawa yaitu manusia dari segala suku bangsa juga adalah ciptaan Tuhan. Oleh karena ciptaan Tuhan maka manusia masa kini dan masa yang akan datang adalah makluk yang memiliki kemampuan kreativitas dan inovasi. Kata segambar dan serupa ada pada setiap manusia yang sejak kejatuhan tidak hilang tetapi dipengaruhi dosa sehingga segala yang baik dalam diri manusia diarahkan pada kecenderungan yang jahat. Itulah sebabnya gambar dan rupa Allah dipulihkan dalam pengorbanan Kristus.
            Jadi, potensi berpikir kreatif sebenarnya sudah ada. Dikatakan demikian karena setiap orang adalah makluk ciptaan Tuhan yang segambar dan serupa, memiliki potensi entrepreneur (berpikir kreatif). Berpikir kreatif adalah proses berpikir yang menghasilkan kreativitas. Kreativitas tidak selalu menghasilkan produk konkrit, tetapi meliputi seluruh aspek kehidupan, diantaranya berupa ide. Mustahil bila seseorang tidak mempunyai ide. Ide tersebut menghantar seseorang  pada kreativitas. Kreativitas sangat penting untuk menyiasati segala keterbatasan yang dihadapi setiap orang Kristen, kreativitas tersebut menolong seseorang untuk memecahkan masalah pada berbagai aspek kehidupan, sekaligus menghasilkan peluang atau karya baru untuk memudahkan kehidupan manusia. Sebenarnya, sejak dilahirkan setiap orang memiliki daya kreativitas yang cukup tinggi dalam DNA-nya. Tetapi masalah yang terjadi yakni tekanan hidup seiring proses pertambahan usia ternyata menekan daya kreativitas tersebut. Stres akibat mengalami tantangan kehidupan sehari-hari maupun dilema, membuat daya kreativitas seseorang berangsur kering. Namun daya kreativitas itu ternyata juga dapat diasah dan kembali ditingkatkan melalui kemampuan menciptakan tujuan yang jelas, agar dapat menghasilkan ide-ide yang jelas juga. Setelah itu, fokus dalam melakukan tindakan-tindakan untuk mencapai tujuan tersebut.
“Bila kita berkreatif dan berinovasi maka kita adalah mahkluk yang segambar dan serupa dengan TUHAN Allah”, bila kita enggan berkreatif dan berinovasi maka kita hidup dalam pertentangan atau ketidakharmonisan”
Salam kreativitas dan inovasi



[1]William W. Menzies dan Stanley M. Horton , Doktrin Alkitab (Malang : Gandum Mas, 2003), hlm. 84-85
[2] Paul Enns, The Moody Handbook of Theology Buku Pengantar Teologi (Malang : Literatur SAAT, 2008), hlm. 44-45
[3] Theol. Diester Becker, Pedoman Dogmatika Suatu Kopendium Singkat (Jakarta : BPK, 2001), hlm. 88
[4] Millard J. Erickson, Teologi Kristen Volume II (Malang Gandum Mas, 2003), hlm.93
[5] Millard J. Erickson, Teologi Kristen Volume II (Malang Gandum Mas, 2003), hlm.93